Jumat, 01 Desember 2023

Selenium


Selenium adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk tetap sehat. Selenium penting untuk kesuburan, fungsi kelenjar tiroid, produksi DNA, dan perlindungan tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan infeksi.

    Berapa banyak kebutuhan akan Selenium?

    Jumlah rata-rata harian yang direkomendasikan tercantum di bawah ini dalam mikrogram (µg).

    UmurPriaWanitaHamilMenyusui
    0-6 bulan15 µg15 µg
    7-12 bulan20 µg20 µg
    1–3 tahun20 µg20 µg
    4–8 tahun30 µg30 µg
    9–13 tahun40 µg40 µg
    14–18 tahun55 µg55 µg60 µg70 µg
    19-50 tahun55 µg55 µg60 µg70 µg
    51+ tahun55 µg55 µg

    Defisiensi Selenium

    Kebanyakan orang mendapatkan cukup selenium dari makanan yang ditanam di daerah yang tanahnya kaya selenium. Akan tetapi, beberapa kelompok tertentu cenderung mengalami kesulitan untuk mendapatkan selenium yang cukup:

    • Orang yang menjalani dialisis ginjal
    • Orang yang hidup dengan HIV
    • Orang yang hanya makan makanan lokal yang ditanam di tanah yang rendah selenium

    Defisiensi selenium sangat jarang. Defisiensi selenium dapat menyebabkan penyakit Keshan (sejenis penyakit jantung) dan ketidaksuburan pada pria. Kekurangan selenium juga dapat menyebabkan penyakit Kashin-Beck, sejenis artritis yang menimbulkan rasa sakit, bengkak, dan kehilangan kemampuan gerak pada persendian.

    Efek Selenium Pada Kesehatan

    Para ilmuwan sedang mempelajari selenium untuk memahami bagaimana selenium mempengaruhi kesehatan. Berikut adalah beberapa contoh hasil penelitiannya.

    Kanker

    Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi selenium dalam jumlah yang lebih rendah dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar dan rektum, prostat, paru-paru, kandung kemih, kulit, kerongkongan, dan perut. Namun, apakah suplemen selenium dapat mengurangi risiko kanker masih belum jelas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami efek selenium dari makanan dan suplemen terhadap risiko kanker.

    Penyakit tiroid

    Kelenjar tiroid memiliki jumlah selenium yang tinggi yang berperan penting dalam fungsi tiroid. Penelitian menunjukkan bahwa orang - terutama wanita - yang memiliki kadar selenium (dan yodium) dalam darah yang rendah dapat mengalami masalah pada tiroidnya. Namun, apakah suplemen selenium dapat membantu mengobati atau mengurangi risiko penyakit tiroid masih belum jelas.

    Apakah Selenium Bisa Berbahaya?

    Ya, bisa berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak. Kacang Brazil, misalnya, mengandung sangat tinggi selenium (68-91 µg per kacang) dan dapat menyebabkan keracunan apabila dimakan berlebihan. Overdosis selenium secara terus menerus dapat mengakibatkan hal-hal berikut:

    • Nafas berbau bawang putih
    • Mual
    • Diare
    • Ruam kulit
    • Iritabilitas
    • Rasa logam di mulut
    • Rambut atau kuku rapuh
    • Kerontokan rambut atau kuku
    • Gigi berubah warna
    • Masalah sistem saraf

    Asupan selenium yang sangat tinggi dapat menyebabkan masalah serius, termasuk kesulitan bernapas, tremor, gagal ginjal, serangan jantung, dan gagal jantung.

    Batas atas harian untuk selenium adalah seperti tercantum di bawah ini.

    UsiaPriaWanitaHamilMenyusui
    0-6 bulan45 µg45 µg
    7-12 bulan60 µg60 µg
    1-3 tahun90 µg90 µg
    4–8 tahun150 µg150 µg
    9–13 tahun280 µg280 µg
    14–18 tahun400 µg400 µg400 µg400 µg
    19+ tahun400 µg400 µg400 µg400 µg

    Apakah Selenium berinteraksi dengan obat atau makanan lain?

    Ya, beberapa obat yang dikonsumsi dapat berinteraksi dengan selenium. Sebagai contoh, cisplatin, obat kemoterapi untuk mengobati kanker, dapat menurunkan kadar selenium.

    Beritahu dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya tentang suplemen makanan dan obat resep atau obat bebas yang sedang dikonsumsi.

    Makanan Kaya Selenium

    Ikan Tuna Yellowfin, Dimasak Secara Dry Heat

    Kerang, Dimasak Secara Moist Heat

    Lobster Duri, Dimasak Secara Moist Heat

    Kuning Telur Ayam

    Ikan Nila, Dimasak Secara Dry Heat

    Ayam Broiler, Kulit Saja, Digoreng Balut Tepung

    Cumi-cumi, Digoreng

    Udang, Dimasak Secara Moist Heat

    Jenis-jenis Ikan Kakap, Dimasak Secara Dry Heat

    Ikan Kerapu, Dimasak Secara Dry Heat

    Ikan Mullet Bergaris, Dimasak Secara Dry Heat

    Ikan Mahimahi, Dimasak Secara Dry Heat

    Ikan Yellowtail, Dimasak Secara Dry Heat

    Ikan Tuna Skipjack, Dimasak Secara Dry Heat

    Kepiting Biru, Dimasak Secara Moist Heat

    Udang, Digoreng Balut Tepung

    Hati Ayam, Direbus Perlahan Api Kecil

    Daging Kelinci, Direbus Perlahan

    Daging Kelinci, Dipanggang

    Telur Angsa

    Telur Bebek

    Telur Kalkun

    Telur Ayam Goreng

    Telur Burung Puyuh

    Telur Ayam Rebus

    Telur Ayam Mentah

    Telur Ayam Rebus Setengah Matang

    Daging Sapi, Sirloin Atas, Lemak 1/8 inci, Dipanggang Suhu Sangat Tinggi

    Ayam Broiler, Bagian Punggung, Daging dan Kulit, Digoreng Balut Tepung

    Bebek Muda, White Pekin, Dada, Daging Saja, Dipanggang Suhu Sangat Tinggi

    Ayam, Bagian Cerah, Daging Saja, Direbus Perlahan

    Daging Sapi, Tenderloin, Lemak 1/8 inci, Dipanggang Suhu Sangat Tinggi

    Tahu, Digoreng

    Kerang Kipas, Digoreng Balut Tepung

    Ayam Broiler, Paha Atas, Daging dan Kulit, Digoreng Balut Tepung

    Bebek Muda, White Pekin, Dada, Daging dan Kulit, Dipanggang

    Ayam, Bagian Cerah, Daging Saja, Dipanggang

    Telur Ayam, Didadar

    Ayam Broiler, Sayap, Daging dan Kulit, Dimasak Balut Tepung

    Ayam Broiler, Daging dan Kulit, Digoreng Balut Tepung

    Ayam, Daging Saja, Direbus Perlahan

    Keju Mozarella Rendah Air dan Rendah Lemak

    Jamur Shiitake, Dimasak

    Ayam, Daging Saja, Dipanggang

    Ayam, Daging dan Kulit, Dipanggang

    Ayam Broiler, Bagian Coklat, Daging dan Kulit, Digoreng Balut Tepung

    Telur Ayam, Discramble

    Keju Mozzarella Rendah Air, Rendah Lemak, Diiris Tipis

    Daging Sapi Has Luar, Porterhouse Steak, Lemak 1/8", Dipanggang

    Bebek, Daging Saja, Dipanggang

    Keju Parmesan Diparut

    Referensi

    National Institutes of Health, NIH. (2021, March 26). Selenium. Diambil dari
    https://ods.od.nih.gov/factsheets/Selenium-HealthProfessional/

    National Institutes of Health, NIH. (2021, March 22). Selenium. Diambil dari
    https://ods.od.nih.gov/factsheets/Selenium-Consumer/