Sabtu, 02 Desember 2023

Iron (Zat Besi)


Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan. Tubuh menggunakan zat besi untuk membuat hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh; serta membuat mioglobin, yaitu protein yang menyediakan oksigen untuk otot. Tubuh juga membutuhkan zat besi untuk membuat beberapa hormon.

    Berapa banyak kebutuhan akan Zat Besi?

    Jumlah rata-rata harian yang direkomendasikan tercantum di bawah ini dalam miligram (mg). Vegetarian yang tidak makan daging, unggas, atau makanan laut, membutuhkan zat besi hampir dua kali lipat dari yang tercantum dalam tabel, karena tubuh tidak menyerap zat besi nonheme (dalam makanan nabati) sebaik zat besi heme (dalam makanan hewani).

    UmurPriaWanitaHamilMenyusui
    0-6 bulan0.27 mg0.27 mg
    7-12 bulan11 mg11 mg
    1–3 tahun7 mg7 mg
    4–8 tahun10 mg10 mg
    9–13 tahun8 mg8 mg
    14–18 tahun11 mg15 mg27 mg10 mg
    19-50 tahun8 mg18 mg27 mg9 mg
    51+ tahun8 mg8 mg

    Defisiensi Zat Besi

    Kebanyakan orang mendapatkan cukup zat besi. Namun, ada kelompok tertentu yang mungkin mengalami kesulitan untuk mendapatkan zat besi yang cukup, yaitu:

    • Gadis remaja dan wanita dengan menstruasi berat
    • Wanita hamil dan remaja
    • Bayi (terutama jika lahir prematur atau berat badan lahir rendah)
    • Terlalu sering melakukan donor darah
    • Penderita kanker, gangguan pencernaan, atau gagal jantung
    • Orang yang tidak makan daging, unggas, atau makanan laut
    • Kehilangan banyak darah
    • Orang dengan pola makan yang buruk

    Dalam jangka pendek, kekurangan zat besi tidak menimbulkan gejala yang jelas. Tubuh menggunakan zat besi yang ditimbun di dalam otot, hati, limpa, dan sumsum tulang. Namun, ketika kadar zat besi yang tersimpan dalam tubuh menipis, maka terjadilah anemia defisiensi besi. Sel darah merah akan mengecil dan mengandung lebih sedikit hemoglobin. Akibatnya, darah membawa lebih sedikit oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

    Gejala anemia akibat defisiensi zat besi meliputi gangguan pencernaan, merasa lemah, mudah lelah, kekurangan energi, serta masalah konsentrasi dan daya ingat. Selain itu, penderita anemia defisiensi zat besi cenderung kurang mampu melawan kuman dan infeksi, kurang mampu bekerja dan berolahraga, serta kurang mampu mengendalikan suhu tubuh. Bayi dan anak-anak dengan anemia defisiensi zat besi dapat mengalami kesulitan belajar.

    Efek Zat Besi Pada Kesehatan

    Para ilmuwan berusaha meneliti bagaimana zat besi mempengaruhi kesehatan. Kontribusi zat besi yang paling penting bagi kesehatan adalah mencegah anemia defisiensi zat besi dan masalah yang diakibatkannya.

    Wanita hamil

    Selama kehamilan, jumlah darah dalam tubuh wanita meningkat, sehingga ia membutuhkan lebih banyak zat besi untuk dirinya dan janinnya yang sedang tumbuh. Kekurangan zat besi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko anemia defisiensi zat besi, dan meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, lahir prematur, dan kadar zat besi yang rendah. Kekurangan zat besi juga membahayakan perkembangan otak bayi.

    Bayi dan balita

    Anemia defisiensi zat besi pada bayi dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan psikologis, kecenderungan menarik diri dari pergaulan, dan kurang mampu memperhatikan. Pada usia 6 hingga 9 bulan, bayi dapat mengalami kekurangan zat besi kecuali jika mereka mengkonsumsi makanan atau susu formula yang diperkaya zat besi.

    Anemia karena penyakit kronis

    Beberapa penyakit kronis-seperti artritis reumatoid, penyakit radang usus, dan beberapa jenis kanker, dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mempergunakan zat besi yang tersimpan. Konsumsi lebih banyak zat besi dari makanan atau suplemen biasanya tidak mengurangi anemia akibat penyakit kronis karena zat besi dialihkan dari sirkulasi darah ke tempat penyimpanan. Terapi utama untuk anemia penyakit kronis adalah pengobatan atas penyakit yang mendasarinya.

    Apakah Zat Besi Bisa Berbahaya?

    Ya, overdosis zat besi bisa berbahaya. Pada orang sehat, konsumsi suplemen zat besi dosis tinggi (terutama saat perut kosong) dapat menyebabkan gangguan pada perut, sembelit, mual, sakit perut, muntah, dan diare. Kelebihan zat besi yang parah dapat menyebabkan efek serius, termasuk radang lapisan lambung dan tukak lambung.

    Zat besi dosis tinggi juga dapat menurunkan penyerapan seng. Dosis zat besi yang sangat tinggi (ratusan atau ribuan mg) dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh, koma, kejang, dan kematian.

    Selain itu, beberapa orang memiliki kondisi bawaan yang disebut hemokromatosis yang menyebabkan zat besi menumpuk dalam jumlah sangat besar di dalam tubuhnya. Tanpa perawatan medis, penderita hemokromatosis turunan dapat mengalami masalah serius seperti sirosis hati, kanker hati, dan penyakit jantung. Orang dengan kelainan ini harus menghindari suplemen zat besi dan suplemen vitamin C.

    Batas atas harian untuk zat besi adalah seperti di bawah ini. Akan tetapi, dokter mungkin meresepkan lebih tinggi untuk sementara waktu.

    UsiaPriaWanitaHamilMenyusui
    0-6 bulan40 mg40 mg
    7-12 bulan40 mg40 mg
    1-3 tahun40 mg40 mg
    4–8 tahun40 mg40 mg
    9–13 tahun40 mg40 mg
    14–18 tahun45 mg45 mg45 mg45 mg
    19+ tahun45 mg45 mg45 mg45 mg

    Apakah Zat Besi berinteraksi dengan obat atau makanan lain?

    Ya, suplemen zat besi dapat berinteraksi atau mengganggu obat-obatan dan suplemen lain yang dikonsumsi. Berikut adalah beberapa contohnya:

    • Suplemen zat besi dapat mengurangi jumlah levodopa yang diserap tubuh. Levodopa, yang terdapat dalam Sinemet dan Stalevo, digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson dan sindrom kaki gelisah.
    • Konsumsi zat besi bersamaan dengan levotiroksin dapat mengurangi keefektifan obat ini. Levothyroxine (Levothroid, Levoxyl, Synthroid, Tirosint, dan Unithroid) digunakan untuk mengobati hipotiroidisme, gondok, dan kanker tiroid.
    • Proton pump inhibitor lansoprazole (Prevacid) dan omeprazole (Prilosec) mengurangi asam lambung, sehingga dapat mengurangi jumlah zat besi nonheme yang diserap tubuh dari makanan.
    • Kalsium dapat mengganggu penyerapan zat besi. Konsumsi suplemen kalsium dan zat besi pada waktu yang berbeda dalam sehari dapat mencegah masalah ini.

    Beritahu dokter dan penyedia layanan kesehatan lainnya tentang suplemen makanan dan obat resep atau obat bebas yang Anda konsumsi.

    Makanan Kaya Zat Besi

    Referensi

    National Institutes of Health, NIH. (2023, June 15). Iron. Diambil dari
    https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-HealthProfessional/

    National Institutes of Health, NIH. (2023, August 17). Iron. Diambil dari
    https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-Consumer/