Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat adalah nutrisi yang larut dalam air yang ditemukan dalam beberapa makanan. Di dalam tubuh, vitamin C berperan sebagai antioksidan, yang membantu melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Radikal bebas adalah senyawa yang terbentuk ketika tubuh mengubah makanan menjadi energi. Manusia juga terpapar radikal bebas dari asap rokok, polusi udara, dan sinar ultraviolet matahari.
Tubuh juga membutuhkan vitamin C untuk membuat kolagen, protein yang dibutuhkan untuk membantu penyembuhan luka. Selain itu, vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan nabati dan membantu agar sistem kekebalan tubuh dapat bekerja dengan baik.
Berapa banyak kebutuhan vitamin C?
Jumlah rata-rata harian yang direkomendasikan untuk berbagai usia tercantum di bawah ini dalam satuan miligram (mg).
Umur | Pria | Wanita | Hamil | Menyusui |
---|---|---|---|---|
0-6 bulan | 40 mg | 40 mg | ||
7–12 bulan | 50 mg | 50 mg | ||
1–3 tahun | 15 mg | 15 mg | ||
4–8 tahun | 25 mg | 25 mg | ||
9–13 tahun | 45 mg | 45 mg | ||
14–18 tahun | 75 mg | 65 mg | 80 mg | 115 mg |
19+ tahun | 90 mg | 75 mg | 85 mg | 120 mg |
Sebagai tambahan, perokok membutuhkan lebih banyak Vitamin C. Per hari, mereka memerlukan 35 mg lebih banyak daripada yang bukan perokok.
Defisiensi Vitamin C
Kebanyakan orang mendapatkan cukup vitamin C dari makanan dan minuman. Namun, beberapa kelompok tertentu kemungkinan mengalami kesulitan untuk mendapatkan vitamin C yang cukup:
- Perokok dan orang yang terpapar asap rokok. Asap rokok meningkatkan jumlah vitamin C yang dibutuhkan tubuh untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan radikal bebas. Perokok membutuhkan 35 mg lebih banyak vitamin C per hari dibandingkan bukan perokok.
- Bayi yang diberi susu sapi yang diuapkan atau direbus. Susu sapi hanya mengandung sedikit vitamin C dan panas dapat merusak vitamin C. Karenanya, susu sapi tidak dianjurkan untuk bayi di bawah usia 1 tahun. ASI dan susu formula bayi memiliki jumlah vitamin C yang cukup.
- Orang yang makan dengan variasi makanan yang sangat terbatas.
- Penderita kondisi medis tertentu seperti malabsorpsi parah, beberapa jenis kanker, dan penyakit ginjal yang membutuhkan perawatan cuci darah (hemodialisis).
Orang yang kekurangan vitamin C (di bawah sekitar 10 mg per hari) selama berminggu-minggu dapat terkena penyakit skorbut. Penyakit skorbut menyebabkan kelelahan, radang gusi, bintik-bintik kecil berwarna merah atau ungu pada kulit, nyeri sendi, luka sulit sembuh, dan rambut-rambut yang menjadi keriting kusut. Gejala lain dari penyakit ini adalah depresi, gusi bengkak dan berdarah, serta gigi yang goyah atau tanggal. Penderita penyakit skorbut juga dapat mengalami anemia. Penyakit skorbut bisa berakibat fatal jika tidak diobati.
Efek Vitamin C terhadap kesehatan
Pencegahan dan pengobatan kanker
Orang dengan asupan vitamin C yang tinggi dari buah dan sayuran mungkin memiliki risiko lebih rendah terkena berbagai jenis kanker, seperti kanker paru-paru, payudara, dan usus besar. Namun, konsumsi suplemen vitamin C, dengan atau tanpa antioksidan lain, tampaknya tidak melindungi orang dari kanker.
Belum jelas apakah konsumsi vitamin C dosis tinggi akan bermanfaat sebagai pengobatan kanker. Efek vitamin C tampaknya bergantung pada cara konsumsinya. Dosis oral vitamin C tidak dapat meningkatkan kadar vitamin C dalam darah setinggi dosis dari suntikan intravena. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin C yang sangat tinggi dalam darah dapat mengecilkan tumor. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah vitamin C intravena dosis tinggi membantu mengobati kanker pada manusia.
Suplemen vitamin C dan antioksidan lainnya dapat berinteraksi dengan kemoterapi dan terapi radiasi untuk kanker. Orang yang sedang dirawat karena kanker harus berbicara dengan ahli onkologi mereka sebelum mengonsumsi vitamin C atau suplemen antioksidan lainnya, terutama dalam dosis tinggi.
Penyakit kardiovaskular
Konsumsi banyak buah dan sayuran tampaknya menurukan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Para peneliti percaya bahwa kandungan antioksidan dalam makanan ini kemungkinan besar berperan dalam hubungan ini karena kerusakan oksidatif adalah penyebab utama penyakit kardiovaskular.
Namun, para ilmuwan tidak yakin apakah vitamin C itu sendiri, baik dari makanan atau suplemen, membantu melindungi orang dari penyakit kardiovaskular. Juga tidak jelas apakah vitamin C membantu mencegah agar penyakit kardiovaskular tidak menjadi lebih buruk pada orang yang sudah mengidapnya.
Degenerasi makula terkait usia dan katarak
Degenerasi makula terkait usia (Age-related macular degeneration atau AMD) dan katarak adalah dua penyebab utama kehilangan penglihatan pada lansia. Para peneliti tidak menemukan bahwa vitamin C dan antioksidan lainnya mempengaruhi risiko terkena AMD. Namun, penelitian menunjukkan bahwa vitamin C yang dikombinasikan dengan nutrisi lain dapat membantu memperlambat perkembangan AMD.
Sebuah penelitian berskala besar dilakukan di antara para lansia dengan AMD yang berpotensi berkembang menjadi AMD stadium lanjut. Hasilnya, mereka yang mengonsumsi suplemen harian dengan 500 mg vitamin C, 80 mg zinc, 400 IU vitamin E, 15 mg beta-karoten, dan 2 mg tembaga selama kurang lebih 6 tahun, memiliki peluang lebih rendah untuk berkembangnya AMD menjadi stadium lanjut. Mereka juga lebih sedikit mengalami kehilangan penglihatan dibandingkanyang tidak mengonsumsinya.
Flu biasa
Meskipun vitamin C telah lama menjadi obat yang populer untuk flu biasa, penelitian menunjukkan bahwa bagi kebanyakan orang, suplemen vitamin C tidak mengurangi risiko terkena flu biasa. Namun, orang yang mengonsumsi suplemen vitamin C secara teratur mungkin akan mengalami pilek yang lebih singkat atau gejala yang lebih ringan saat terserang pilek. Menggunakan suplemen vitamin C setelah gejala pilek mulai muncul tampaknya tidak membantu.
Apakah Vitamin C Bisa Berbahaya?
Overdosis vitamin C dapat menyebabkan diare, mual, dan kram perut. Pada penderita hemokromatosis, dimana tubuh menyimpan terlalu banyak zat besi, vitamin C dosis tinggi dapat memperburuk kelebihan zat besi ini dan merusak jaringan tubuh.
Batas atas harian untuk vitamin C adalah seperti di bawah ini.
Usia | Pria | Wanita | Hamil | Menyusui |
---|---|---|---|---|
0-12 bulan | * | * | ||
1–3 tahun | 400 mg | 400 mg | ||
4–8 tahun | 650 mg | 650 mg | ||
9–13 tahun | 1,200 mg | 1,200 mg | ||
14–18 tahun | 1,800 mg | 1,800 mg | 1,800 mg | 1,800 mg |
19+ tahun | 2,000 mg | 2,000 mg | 2,000 mg | 2,000 mg |
Apakah Vitamin C berinteraksi dengan obat atau makanan lainnya?
Suplemen vitamin C dapat berinteraksi atau mengganggu obat-obatan yang Anda konsumsi. Berikut adalah beberapa contohnya:
- Suplemen makanan vitamin C dapat berinteraksi dengan pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi. Tidak jelas apakah vitamin C mungkin memiliki efek yang tidak diinginkan untuk melindungi sel tumor dari pengobatan kanker, atau apakah vitamin C dapat membantu melindungi jaringan normal agar tidak ikut rusak. Jika sedang menjalani perawatan kanker, tanyakan kepada dokter sebelum mengonsumsi vitamin C atau suplemen antioksidan lainnya, terutama dalam dosis tinggi.
- Dalam sebuah penelitian, vitamin C ditambah antioksidan lain (seperti vitamin E, selenium, dan beta-karoten) mengurangi efek perlindungan jantung dari dua obat yang diminum bersamaan (statin dan niasin) untuk mengontrol kadar kolesterol darah. Tidak diketahui apakah interaksi ini juga terjadi dengan statin lainnya. Dokter perlu memantau kadar lipid pada orang yang menggunakan statin dan suplemen antioksidan.
Beritahu dokter dan penyedia layanan kesehatan lainnya tentang suplemen makanan dan obat-obatan yang Anda konsumsi.
Makanan Kaya Vitamin C
Buah Kelor Muda, Direbus, Ditiriskan
Kurma Merah, Kurma Cina atau Bidara
Sawi Hijau (Tendergreen), Direbus, Ditiriskan
Buah Pamelo (Semacam Jeruk Besar)
Daun Pare Muda, Direbus, Ditiriskan
Jeruk, Semua Varietas Komersial
Kacang Polong Sayur, Direbus, Ditiriskan
Kembang Kol, Direbus, Ditiriskan
Bayam Merah, Direbus, Ditiriskan
Jambu Bol atau Jambu Biji Merah
Kecambah Kacang Merah, Direbus, Ditiriskan
Kubis Ungu, Direbus, Ditiriskan
Buah Pare, Direbus, Ditiriskan
Daun kelor, Direbus, Ditiriskan
Referensi
National Institutes of Health, NIH. (2021, March 26). Vitamin C. Diambil dari
https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminC-HealthProfessional/
National Institutes of Health, NIH. (2021, March 22). Vitamin C. Diambil dari
https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminC-Consumer/