Kalium (Potassium)
Kalium adalah mineral yang ditemukan dalam banyak makanan. Tubuh membutuhkan kalium hampir untuk semua hal yang dilakukannya, termasuk fungsi ginjal dan jantung yang baik, kontraksi otot, dan transmisi saraf.
Berapa banyak kebutuhan akan Kalium?
Jumlah rata-rata harian yang direkomendasikan tercantum di bawah ini dalam miligram (mg).
Umur | Pria | Wanita | Hamil | Menyusui |
---|---|---|---|---|
0-6 bulan | 400 mg | 400 mg | ||
7-12 bulan | 860 mg | 860 mg | ||
1–3 tahun | 2,000 mg | 2,000 mg | ||
4–8 tahun | 2,300 mg | 2,300 mg | ||
9–13 tahun | 2,500 mg | 2,300 mg | ||
14–18 tahun | 3,000 mg | 2,300 mg | 2,600 mg | 2,500 mg |
19-50 tahun | 3,400 mg | 2,600 mg | 2,900 mg | 2,800 mg |
51+ tahun | 3,400 mg | 2,600 mg |
Defisiensi Kalium
Pola makan kebanyakan orang memberikan jumlah kalium yang kurang dari jumlah yang direkomendasikan. Bahkan apabila makanan dan suplemen digabungkan, total asupan kalium kebanyakan orang masih berada di bawah jumlah yang direkomendasikan.
Kelompok orang tertentu juga lebih mungkin mengalami kesulitan untuk mendapatkan kalium yang cukup:
- Penderita penyakit radang usus (seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa)
- Pengguna obat-obatan tertentu (seperti obat pencahar atau diuretik)
- Orang dengan pica (yaitu orang yang makan sesuatu yang bukan makanan, misalnya tanah liat)
Kurangnya asupan kalium dapat meningkatkan tekanan darah, menipiskan kadar kalsium dalam tulang, dan meningkatkan risiko batu ginjal.
Diare atau muntah yang berkepanjangan, penyalahgunaan obat pencahar, penggunaan diuretik, makan tanah liat, terlalu banyak berkeringat, sedang dalam terapi cuci darah, atau menggunakan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan seseorang kekurangan kalium yang parah. Dalam kondisi yang disebut hipokalemia ini, kadar kalium dalam darah sangat rendah.
Gejala hipokalemia meliputi sembelit, mudah lelah, lemah otot, dan merasa tidak enak badan. Hipokalemia yang lebih parah dapat menyebabkan peningkatan buang air kecil, penurunan fungsi otak, peningkatan kadar gula darah, kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, dan detak jantung yang tidak teratur. Hipokalemia yang parah dapat mengancam jiwa.
Efek Kalium Pada Kesehatan
Para ilmuwan mempelajari kalium untuk mengetahui bagaimana kalium mempengaruhi kesehatan. Berikut adalah beberapa contoh dari hasil penelitian tersebut.
Tekanan darah tinggi dan stroke
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner dan stroke. Penderita kekurangan kalium lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi, terutama jika pola makannya tinggi garam (natrium). Meningkatkan jumlah kalium dalam makanan dan mengurangi jumlah natrium dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko stroke.
Batu ginjal
Terlalu sedikitnya asupan kalium dapat menguras kalsium dari tulang dan meningkatkan jumlah kalsium dalam urine. Kalsium ini dapat membentuk endapan keras (batu) dalam ginjal, yang dapat sangat menyakitkan. Meningkatkan asupan kalium dalam makanan dapat mengurangi risiko terkena batu ginjal.
Kesehatan tulang
Orang dengan asupan kalium yang tinggi dari buah dan sayuran tampaknya memiliki tulang yang lebih kuat. Konsumsi lebih banyak makanan ini dapat meningkatkan kesehatan tulang dengan meningkatkan kepadatan mineral tulang (ukuran kekuatan tulang).
Kontrol gula darah dan diabetes tipe 2
Rendahnya asupan kalium dapat meningkatkan kadar gula darah. Seiring waktu, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya resistensi insulin dan menyebabkan diabetes tipe 2.
Apakah Kalium Bisa Berbahaya?
Kalium dari makanan dan minuman tidak terbukti menimbulkan bahaya pada orang sehat yang memiliki fungsi ginjal normal. Kelebihan kalium akan dibuang melalui urine.
Namun, penderita penyakit ginjal kronis dan mereka yang menggunakan obat-obatan tertentu dapat mengalami hiperkalemia, yaitu overdosis kalium dalam darah. Contoh obat-obat ini adalah angiotensin converting enzyme inhibitor (atau ACE inhibitor), dan obat diuretik yang menghambat pengeluaran kalium melalui urine. Hiperkalemia dapat terjadi pada orang-orang ini, bahkan ketika mereka mengonsumsi kalium dalam jumlah yang biasa dari makanan.
Hiperkalemia juga dapat terjadi pada penderita diabetes tipe 1, gagal jantung kongestif, penyakit hati, atau insufisiensi adrenal. Insufisiensi adrenal adalah suatu kondisi di mana kelenjar adrenal, yang terletak tepat di atas ginjal, tidak menghasilkan cukup hormon tertentu.
Bahkan pada orang sehat, overdosis kalium dari suplemen atau pengganti garam dapat menyebabkan hiperkalemia jika tubuh tidak dapat menghilangkan kelebihannya.
Apakah Kalium berinteraksi dengan obat atau makanan lain?
Ya, beberapa obat dapat berinteraksi dengan kalium. Berikut adalah beberapa contohnya.
Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE inhibitor) dan angiotensin receptor blocker
ACE inhibitor, seperti benazepril (Lotensin), dan penghambat reseptor angiotensin, seperti losartan (Cozaar), digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan penyakit ginjal. Obat-obat ini menghambat pembuangan kalium melalui urine dan dapat membuat kadar kalium menjadi terlalu tinggi, terutama pada orang yang memiliki masalah ginjal.
Diuretik penghemat kalium (Potassium-sparing diuretics)
Diuretik penghemat kalium, seperti amiloride (Midamor) dan spironolactone (Aldactone), digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan gagal jantung kongestif. Obat-obatan ini mengurangi jumlah kalium yang dibuang melalui urine dan dapat membuat kadar kalium menjadi terlalu tinggi, terutama pada orang yang memiliki masalah ginjal.
Diuretik loop dan tiazid
Diuretik loop, seperti furosemid (Lasix) dan bumetanide (Bumex), dan diuretik tiazid, seperti klortiazid (Diuril) dan metolazon (Zaroxolyn), digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan edema. Obat-obat ini meningkatkan jumlah kalium yang terbuang dalam air seni dan dapat menyebabkan kadar kalium yang terlalu rendah.
Makanan Kaya Kalium
Referensi
National Institutes of Health, NIH. (2022, June 02). Potassium. Diambil dari
https://ods.od.nih.gov/factsheets/Potassium-HealthProfessional/
National Institutes of Health, NIH. (2021, March 22). Potassium. Diambil dari
https://ods.od.nih.gov/factsheets/Potassium-Consumer/